Seorang utusan Amerika Serikat mengatakan sulit mengukur maksud korea utara , yang tertutup , karena tidak ada sinyal komunikasi untuk membawa krisis senjata nuklir ke meja perundingan .
Korea utara berada di bawah tekanan internasional untuk mengakhiri program senjata nuklir dan misil balistiknya m yang bertentangan dengan resolusi dewan keamanan perserikatan bangsa-bangsa atau DK-PBB. Namun negara komunis itu bersumpah untuk tidak pernah melepaskan senjata nuklirnya karena diperlukan untuk maelawan agresi Amerika serikat.
Lee Do-hoon, perwakilan khusus Korea Selatan untuk urusan perdamaian dan keamanan Korea, dan rekannya diplomat dari AS, Joseph Yun, bertemu di pulau resor selatan Jeju. Pertemuan ini menyusul pertemuan antara Presiden Moon Jae-in dan Presiden Donald Trump di Seoul pada pekan lalu.
"Tidak ada keraguan kedua presiden ingin menemukan jalan damai berkenaan dengan isu nuklir Korea Utara," kata Yun seperti dilansir Reuters pada 17 November 2017.
"Jadi kami mendiskusikannya dan kami sepakat bahwa kampanye tekanan harus menjadi elemen sentral."
Trump telah mengatakan waktunya untuk berunding sudah berakhir tapi dia mengambil nada yang lebih lembut dalam perjalanannya tur Asia ke Seoul.
Uji coba rudal terakhir Korea Utara dilakukan pada 15 September 2017. Namun Lee dan Yun tampaknya tidak terlalu menekankan jeda ini karena mereka tidak dapat mengetahui maksudnya.
"Saya berharap mereka akan berhenti untuk selamanya. Tapi kami tidak memiliki komunikasi dengan Korea Utara jadi saya tidak tahu apakah menafsirkannya secara positif atau tidak. Kami tidak memiliki sinyal dari negara yang tertutup itu, "kata Yun.
Sementara Lee menarik perhatian penting dari fakta bahwa Cina, sekutu utama Korea Utara, telah mengirim seorang utusan khusus ke Pyongyang, dengan mengatakan bahwa Korea Selatan sangat memperhatikan apa yang akan terjadi dari kunjungan tersebut.
Ketegangan antara Korea Utara dan Amerika Serikat meningkat setelah serangkaian uji coba rudal balistik dan senjata nuklir negara pimpinan Kim Jong-un itu dalam beberapa waktu terakhir.
Ketegangan tidak menampakkan tanda-tanda menurun menyusul pertikaian kata-kata antara kedua pemimpin negara itu.
Trump telah membalas penghinaan dan ancaman Kim saat Korea Utara berpacu untuk terus mengembangkan rudal yang mampu menjangkau Amerika Serikat.
No comments:
Post a Comment