Ad Section

Image and video hosting by TinyPic

Breaking

Poker Nusa

Image and video hosting by TinyPic

Translate

Wednesday, November 22, 2017

Miliader Arab Saudi Serempak Jual Aset, Takut Dituding Korupsi

Pemerintah Arab Saudi lewat Komisi Antikorupsi menggunakan cara yang sama dengan jaksa
penuntut di negara-negara barat dalam mengamankan aset negara yang diduga di korupsi


Media New York Times melansir Komisi berupaya melakukan proses tawar-menawar dengan orang-orang kaya yang ditangkap agar mau mengembalikan sebagian harta negara yang dikorupsi.
"Dua pekan setelah penangkapan besar-besaran terhadap pelaku korupsi, pejabat Saudi dan para pendukungnya berupaya menjustifikasi penahanan tanpa batas waktu yang sedang dilakukan," begitu dilansir New York Times, Senin, 20 Nopember 2017.

Secara terpisah, media Independent melansir aset kekayaan orang kaya di Arab Saudi mulai dipindahkan ke luar negeri setelah sebagian pemiliknya beramai-ramai menjual aset mereka untuk menghindari penangkapan oleh Komite Antikorupsi.

Beberapa miliader dan jutawan negeri itu, Independent melaporkan, menjual aset mereka di negara-negara tetangga yang tergabung dalam Dewan Kerjasama Teluk (GCC).




 "Mereka lebih suka memegang duit cash di dalam atau luar negeri," kata warga Arab Saudi yang tak bersedia disebutkan namanya seperti dikutip Independent.

Warga yang mengetahu persoalan ini menerangkan, para kaum berduit di Arab Saudi itu telah berbicara dengan pengelola atau manajer bank untuk memindahkan uangnya ke luar negeri.

Berdasarkan investigasi selama lebih dari tiga tahun, otoritas Arab Saudi memperkirakan sedikitnya US$100 miliar atau setara dengan Rp 1.353 triliun uang negara telah dicuri lewat berbagai praktek korupsi dan penggelapan selama berpuluh tahun.

Jaksa Agung Arab Saudi, Sheikh Saud Al Mojeb, dalam sebuah pernyataan pada Kamis, 16 November 2017, mengatakan, sebanyak 208 orang telah dipanggil untuk dimintai keterangan dan tujuh lainnya dibebaskan karena tidak terbukti melakukan kejahatan.


Hasil penangkapan terhadap puluhan orang pada akhir pekan lalu mengejutkan. Para kaum elit Arab Saudi tersebut menempatkan kekayaan mereka di Deutsche Bank, UBS, Credit Suisse dan bank internasional lainnya.

"Tidak diragukan lagi bahwa negara Teluk adalah tempat paling aman untuk menempatkan harta kekayaan," kata Philipe Dauba-Pantanacre, seorang ekonom Standard Chartered Bank.



Komite Antikorupsi Arab Saudi, yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah menangkap sedikitnya 40 pangeran dan lebih dari 200 pengusaha dan bekas pejabat dengan tudingan melakukan korupsi pada 4 November 2017.

Mereka sekarang ditahan di hotel Ritz-Carlton Riyadh. Salah seorang  superkaya Arab Saudi dari keluarga Kerajaan yang ditangkap adalah Pangeran Alwaleed bin Talal. Kekayaannya diperkirakan mencapai Rp 243 triliun.

No comments:

Image and video hosting by TinyPic