Pantai Gading akan memotong jumlah pasukannya hingga sekitar 1.000 tentara pada akhir tahun. Pemotongan ini dilakukan dalam upaya untuk merasionalisasi militer yang mahal dan terkadang sukar dikendalikan.
Juru bicara pemerintah Bruno Kone mengatakan bahwa 997 tentara telah menerima pensiun sukarela tahun ini sebagai bagian dari sebuah inisiatif untuk menyesuaikan diri dengan standar yang dapat diterima, sebagian dengan mengurangi rasio petugas non-komisioning untuk menurunkan peringkat.
Pantai Gading tidak memberikan rincian mengenai jumlah personil militernya. Namun sumber keamanan memperkirakan ada lebih dari 25.000 tentara di sebuah negara berpenduduk sekitar 24 juta jiwa itu.
Negara bekas jajahan Prancis yang memiliki ekonomi terbesar di Afrika barat mengalami dua kali pemberontakan militer tahun ini. Hal itu merusak reputasinya di antara para investor dan memaksa pemerintah untuk menyetujui kenaikan biaya yang mahal.
"Distribusi tentara Pantai Gading tidak sesuai dengan standar yang berlaku di tentara modern," terang Kone kepada wartawan setelah sebuah pertemuan kabinet seperti dilansir dari Reuters, Kamis (7/12/2017).
"Para tentara yang dipensiunkan itu termasuk tiga perwira senior, 634 perwira non-komandan dan 354 prajurit kaki reguler," ungkap Kone.
Mantan koloni Prancis tersebut, yang dulu dikenal sebagai salah satu negara paling stabil di Afrika Barat, masih dalam pemulihan dari sebuah perang sipil singkat. Perang terjadi setelah Presiden Alassane Ouattara memenangkan pemilu yang disengketakan pada tahun 2010 namun presiden incumbent Laurent Gbagbo menolak untuk turun.
Ouattara telah berjuang untuk menegaskan kewibawaannya atas tentara, yang dibangun bersama dalam penggabungan yang tidak nyaman dari pemberontak utara yang mendukungnya dan pasukan profesional yang telah berperang melawannya.
Jangan Lupa untuk mengunjungi website kami : www.indototo.com
No comments:
Post a Comment