Siapa yang menyangka bahwa cinta yang diekspresikan melalui gigitan lembut di leher bisa membawa seseorang menjemput ajal? Seorang remaja 17 tahun asal Meksiko bernama Julio Macias Gonzales mengalami kejang-kejang saat makan malam bersama keluarganya 29 Agustus 2016 yang lalu. Nyawanya tak tertolong meski telah dibawa ke rumah sakit. Dokter menduga kematiannya disebabkan oleh tersumbatnya aliran darah pada pembuluh di otak. Sumbatan ini berawal dari pembekuan darah di area leher akibat gigitan cinta atau cupang (hickeys) dari pasangannya sebelum makan malam.
Bekas merah yang ditimbulkan setelah digigit di leher ternyata adalah salah satu tanda kekurangan zat besi. Pembuluh arteri yang ada di leher dapat tersumbat akibat ciuman, isapan dan gigitan yang terlalu dalam. Memar merah hingga kebiruan yang muncul setelahnya adalah tanda bahwa ada pembuluh arteri yang terluka. Pada intensitas tertentu, gumpalan darah dari leher yang bisa macet sampai ke otak. Padahal, seluruh aktivitas tubuh diatur oleh otak. Di saat seperti itulah kejang dan stroke bahkan kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu dapat terjadi seperti apa yang dialami Julio Gonzales. Selain Julio, ada juga seorang wanita berusia 44 tahun di New Zealand yang mengalami kasus serupa. Bedanya, ia mengalami kelumpuhan di lengan kirinya akibat kerusakan arteri di leher karena gigitan cinta atau cupang. Memar akibat gigitan cinta memang bukan memar biasa, melainkan tanda ada kerusakan pembuluh kapiler tepat di bawah jaringan kulit.
No comments:
Post a Comment